Sunday, July 1, 2018



1952 LAMBRETTA D 125


1953 LAMBRETTA D 125



LAMBRETTA LD 125


LAMBRETTA E 125

LAMBRETTA F 125



LAMBRETTA D 150 1954




LAMBRETTA LD 150 1954


LAMBRETTA D 150 1955



LAMBRETTA LD 150 1955-56

LAMBRETTA D 150 1957


LAMBRETTA LD 125 MK3 1957-1958
LAMBRETTA LDA 150 MK3 1957-1958



LAMBRETTA LDB 150 MK3 1967-1958


LAMBRETTA TV SERIES 1 175 1958











Siapa sangka Harley Davidson ternyata pernah membuat skuter, pabrikan yang terkenal sebagai pembuat moge ini ternyata tergiur juga dengan pasar skuter.

Skuter ini diberi nama Topper, topper dibuat untuk mengenalkan brand HD pada kaum muda yang belum mapan untuk membeli moge, pada masanya tentu harus bersaing dengan pabrikan macam Lambretta, Piaggio maupun Zundap.

Desain simpel terwakili dari keseluruhan tampilan Topper. Tebeng depannya tertanam lampu bulat dengan spakbor yang langsung menempel di bodi. Lalu, bodi belakang Topper lebih mengotak seperti Lambretta ketimbang membulat layaknya desain milik Vespa dan Zundapp Bella.

berbeda dari bodi skuter-skuter Eropa yang kebanyakan berbahan besi, bodi Topper terbuat dari campuran fiber yang ringan dan besi. Yup, di bagian panel depan dan lantai, Topper dikawal bahan besi, sedangkan bodi dan cover mesinnya dibuat dari fiber.





Mesin yang diusung bertipe 2-tak 165cc yang dilengkapi dengan transmisi otomatis CVT yang tenaganya dibatasi hanya 5 dk. Uniknya, HD tak menambahkan kipas seperti di mesin skuter lain. Sebagai tambahan pendinginan, HD meletakan mesin secara horizontal di titik lebih rendah untuk mendapat hembusan udara lebih baik di kolong mesin, uniknya dalah cara penyalaan mesin yang menggunakan tali, mirip mesin pemotong rumput.


MESIN HD TOPPER

Topper memiliki rem tromol 5 inci di roda depan dan belakang. Rem depan dioperasikan dengan tuas rem dengan sistem parking brake lock, dan belakang dikontrol lewat pedal, seperti Vespa.






  

Sejarah kelahiran Vespa PTS di Indonesia. Selain di Eropa imbas mewabahnya motor bermesin kecil yang berasal dari Jepang ini juga masuk ke tanah air yang diramaikan oleh 3 pabrikan populer yakni Honda, Suzuki dan Yamaha. Dengan mendapat lisensi penuh dari Piaggio Italy, PT. Dan Motor Indonesia kemudian meluncurkan Vespa Special90 pada tahun 1976 guna menghadapi persaingan yang semakin ketat di segmen motor tersebut. Pada awalnya scooter mini Vespa ini dibekali mesin 2 langkah berkapasitas 90 cc, kemudian pada tahun 1978 PT. DMI merilis varian bernama Vespa PTS100 dengan mesin 100 cc sebagai alternatif bagi para penggemar motor Vespa di tanah air. Nah, bagi para scooterist yang belum tahu perbedaan spesifikasi Vespa PTS 90 dan 100 cc, langsung saja kita lihat ulasannya di bawah ini.

Spesifikasi Vespa Special 90
  • Panjang Bodi Keseluruhan = 1.665 mm
  • Tinggi Maksimal = 1.015 mm
  • Lebar stang = 670 mm
  • Wheel base = 1.180 mm
  • Ground Clearence = 225 mm
  • Radius Putar = 1.650 mm
  • Berat Kosong = 73 kg
  • Tipe Rangka dan sasis = Monocoque
  • Tipe Mesin = Two Stroke with Rotary valve induction 
  • Kapasitas Mesin = 88,5 cc
  • Bore x Stroke = 47 mm x 51 mm
  • Rasio Kompresi = 1 : 7,2
  • Karburator = Dell Orto 16
  • Konsumsi Bahan Bakar = 1 lt / 55 km (berdasarkan standar CUNA)
  • Komposisi Oli Campuran Bensin = 2%
  • Kapasitas Tanki BBM = 5,2 liter
  • Sistem Transmisi = Manual 3 Percepatan
  • Tipe Kopling = Manual Basah
  • Sistem Rem = Drum Brake (expansion type)
  • Suspensi Depan dan Belakang = Helical Springs and Hydraulic Shock Absorber
  • Ukuran Ban Depan dan Belakang = 3.00 x 10"
  • Kapasitas penumpang = 2 orang
  • Kelistrikan = Platina 6V
  • Kecepatan Maksimal (CUNA Standars) = 70 km/jam
  • Kode Produksi = V9A1T

Vespa Special 90


Spesifikasi Vespa PTS100
  • Panjang Bodi Keseluruhan = 1.665 mm
  • Tinggi Maksimal = 1.015 mm
  • Lebar Maksimal = 670 mm
  • Wheel base = 1.180 mm
  • Ground Clearence = 225 mm
  • Radius Putar = 1.650 mm
  • Berat Kosong = 73 kg
  • Tipe Rangka dan sasis = Monocoque
  • Tipe Mesin = 2 langkah dengan silinder tunggal (two-stroke with rotating type induction)
  • Kapasitas Mesin = 96,12 cc
  • Bore x Stroke = 49 mm x 51 mm
  • Karburator = Dell Orto 19
  • Konsumsi Bahan Bakar = 1,8 lt / 100 km (CUNA standards)
  • Komposisi Oli Campuran Bensin = 2%
  • Kapasitas Tanki BBM = 5,2 liter
  • Sistem Transmisi = Manual 3 Percepatan (3 speed with constant mesh gears)
  • Tipe Kopling = Manual Basah
  • Sistem Rem = Drum Brake
  • Ukuran Ban Depan dan Belakang = 10"/3.00
  • Suspensi Depan dan Belakang = Helical Springs and Hydraulic Shock Absorber
  • Kapasitas penumpang = 2 orang
  • Kelistrikan = Platina 6V
  • Kecepatan Maksimal (CUNA Standars) = 70 km/jam

Vespa PTS100
Jika dilihat sekilas dari bentuk tubuhnya memang tidak nampak perbedaan yang berarti, namun selain kubikasi mesinnya yang jelas berbeda, terdapat beberapa bagian yang menjadi ciri khas masing-masing dari kedua model Vespa Smallframe ini.

Ada beberapa ciri yang bisa dijadikan patokan untuk membedakan kedua model Vespa Smallframe ini. Yang pertama yaitu di bagian speedometer-nya, jika pada Special 90 cc angka tertinggi penunjuk kecepatan ini hanya sampai 80 km/h saja, sedangkan pada PTS100 angkanya dipatok hingga 120 km/h. Lalu pada Vespa PTS 90 terdapat emblem berwarna krom bertuliskan Vespa Special yang terpasang di bagian belakang tepatnya di atas lampu remnya, sementara pada varian PTS100 emblem tersebut bertuliskan 100 special dan dibagian bawah box bagasi sebelah kirinya terdapat emblem P100TS. Tidak hanya itu ternyata masih ada lagi perbedaan Vespa PTS berdasarkan tahun pembuatannya, jika PTS yang diproduksi sebelum tahun 1980 menggunakan penutup kunci stang dengan bentuk bulat maka untuk PTS yang dilahirkan setelah tahun 80 desain penutup kunci lehernya berbentuk lonjong. 

Dulu kedua Vespa ini di kalangan scooterist jarang sekali ada yang melirik karena suku cadang yang semakin sulit ditemukan dan pemeliharaannya yang cukup rumit, dan melihat laju Vespa ini yang memang lambat namun sekarang banyak scooterist yang jatuh hati pada model Vespa yang satu ini, mereka berjuang mendapatkannya baik untuk digunakan sebagai kendaraan harian maupun menambah koleksi Vespa antik mereka. Oleh karena alasan tersebut banderol Vespa inipun menjadi melambung tinggi mencapai angka 25juta.


Saturday, June 30, 2018






Dari sekian banyak skuter Vespa yang telah dirilis di Indonesia, ada beberapa model yang saat ini tergolong langka. Dan, salah satu model Vespa yang tergolong kategori ini adalah Vespa GS (Grand Sport) 160.

Vespa GS 160 pertama kali dirilis pada tahun 1962. Skuter ini memiliki desain dan mesin yang cukup berbeda dibanding generasi sebelumnya, yaitu GS 150, meski pada dasarnya ada beberapa part dari GS 150 yang juga diterapkan pada varian ini.



Dari sisi tampilan, GS 160 mengusung frame yang lebih ramping dibandingkan model GS 150. Meski begitu, secara keseluruhan model ini lebih besar dibanding versi GS 150 yang tampak pada spakbor depan dan model tempong. Pada tempong sebelah kanan, lubang udara juga dibuat dengan ukuran lebih panjang, sedangkan di balik tempong kiri, tersemat ban serep yang melingkari tempat aki.

Karena Piaggio sudah menggunakan tempong kiri untuk mengakomodasi ban serep, maka laci otomatis dipindah ke bagian belakang bodi, tepat di bawah jok belakang. Konfigurasi ini kemudian yang akhirnya disebut sebagai Seri I atau Mark I. Namun, model ini hanya bertahan selama satu tahun dan cuma diproduksi sekitar 29.000 unit.

Lalu, pada tahun 1963, laci di belakang dipindah lagi posisinya ke depan tepat di bawah sayap dan menghadap ke kaki pengendara. Selain laci baru, model Seri II ini juga memiliki bagian datar di bawah lampu belakang sebagai tatakan plat nomor yang membedakannya dengan Seri I. GS 160 Seri II sendiri diproduksi sekitar 31.000 unit dalam rentang waktu 1963 hingga 1964.

Untuk sektor jantung pacu, Vespa GS 160 menggendong mesin tipe 2-stroke, silinder tunggal, pendingin udara, berkapasitas 145,5cc. Dengan modal tersebut, skuter ini diklaim mampu meletupkan daya hingga 5,9 kW pada putaran 6.500 rpm dan kecepatan maksimal menyentuh 100 km/jam yang disalurkan melalui sistem transmisi manual 4 percepatan.





Saat dirilis, skuter ini hadir dalam varian warna biru, biru-hijau, silver, dan putih. Karena sudah menjadi barang langka, harga Vespa GS 160 pun bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Friday, June 29, 2018



Sekitar tahun 1946-1968 atau setelah perang dunia II, ternyata Jepang juga punya skuter dengan model eksotis. Skuter yang dijuluki ‘ Kelinci ’ ini sangat laris di masanya. Bahkan setelah ditelusuri, usianya 6 tahun lebih tua dari skuter buatan Italia, dan modelnya pun gak kalah keren dari Vespa.

Awalnya, perusahaan pembuat skuter yang diberi nama Fuji Rabbit Superflow S601, ini merupakan perusahaan pembuat pesawat tempur pada masa Perang Dunia II, bray. Sebelum berganti nama, perusahaan ini bernama Nakajima Aircraft Co yang memproduksi berbagai pesawat militer dari berbagai jenis.





Sejak menyerahnya Jepang pada tahun 1945, perusahaan ini dibubarkan dan berganti nama menjadi Fuji Sangyo Co yang akhirnya hanya berkonsentrasi memproduksi segala kebutuhan transportasi sipil.

Pada Tahun 1946 lahirlah skuter pertama yang dikasih nama Fuji Rabbit dengan seri S-1 atau skuter pertama dari pada skuter yang paling populer di dunia, Vespa. ‘Si Kelinci’ mulai masuk ke benua Amerika pada tahun 1957 dengan seri S-601 yang mengusung mesin 200 cc dan sekitar 74.694 unit terjual pada saat itu, bray.





Namun sayang nih, bray. Karier Fuji Rabbit terhenti di tahun 1968 bradsis, dikarenakan banyak anak perusahaan dari Fuji Sangyo Co yang berpaling, seperti Malcolm Bricklin, distributor di Kanada yang merintis perusahaan roda empat untuk Subaru yang telah kita kenal hingga saat ini.

Sejauh ini, sang Kelinci sudah berlompat keliling dunia di sekitar Kanada (Quebec & Alberta ), Amerika Serikat (Ohio , New York , Texas , Virginia , California & Florida ), Australia (Adelaide & Queensland ) , Israel dan Jepang (Tokyo & Osaka ), dan enggak heran bray, skuter ini menjadi salah satu buruan para kolektor motor antik.




Berbicara mengenai motor skuter pasti kebanyakan orang langsung menyebut nama Vespa sebagai merek yang paling terkenal di seluruh dunia. Memang scooter ini dikenal sebagai sepeda motor dengan model khas dari negara Italy. Namun, skuter dari negeri pizza itu tidak hanya Vespa, sebuah merek scooter yang sering dianggap sebagai keluarga Vespa itu adalah Lambretta. Dengan model yang hampir mirip orang menganggapnya itu adalah salah satu varian dari Vespa. Nah, bagi scooterist yang belum mengetahui sejarah Lambretta kali ini BOGSCOOT akan mengulasnya di bawah ini.


Kehadiran scooter Lambretta berawal ketika pada tahun 1922 Ferdinando Innocentisebagai penciptanya membangun sebuah pabrik pipa baja di Roma. Kemudian pada tahun 1931 ia membawa bisnisnya ke kota Milan dengan membangun sebuah pabrik tabung baja yang lebih besar dengan jumlah pekerja yang mencapai 6.000 orang. Sayang sekali ketika terjadi Perang Dunia ke-2 pabrik tersebut dibom sehingga hancur berantakan, nah dari reruntuhan pabriknya tersebut Innocenti menangkap sebuah peluang untuk menciptakan alat transportasi masa depan yang murah, dari ide tersebut kemudian ia memutuskan untuk membuat sebuah scooter yang bersaing dari segi biaya operasional dan tahan terhadap berbagai kondisi cuaca.


Nama, Konsep dan Desain


Nama Lambretta sendiri berasal dari kata Lambrate, yakni nama sebuah daerah di pinggiran kota Milan yang dilalui oleh sungai dimana lokasi pabrik milik Innocenti berada. Lambretta berasal dari sebuah nama dari mitos air sprite terkait dengan aliran air sungai yang berdekatan dengan tempat produksi pipa baja tersebut.




Sama halnya dengan Vespa konsep motor scooter sederhana, Innocenti kemudian diserahkan kepada Jendral Corradino D'Ascanio seorang insinyur penerbangan yang diberi tanggung jawab atas desain dan konstruksi helikopter modern pertama oleh Augusta. Innocenti menginginkan kendaraan sederhana yang kuat dan terjangkau, selain itu skuter ini juga harus mudah dikendarai baik oleh pria maupun wanita, mampu membawa penumpang dan tidak membuat pakaian pengendaranya kotor. 


Stimulus utama untuk gaya desain Lambretta dan Vespa beralih kembali ke masa sebelum Perang Dunia II yakni meniru gaya desain scooter Cushman yang dibuat di Nebraska, Amerika Serikat. D'Ascanio yang membenci sepeda motor telah berhasil merancang kendaraan ini secara revolusioner. Motor ini dibangun dengan spar frame dengan sistem perpindahan gigi pada stang dan mesin yang langsung dipasang langsung terhubung ke roda belakang. Untuk memenuhi keinginan Innocenti mengenai kendaraan yang bisa melindungi pakaian pengendaranya, sebuah "perisai" depan bisa membuat pakaian pengemudi dan penumpangnya lebih bersih dan kering dibandingkan dengan model sepeda motor lain yang ujung depannya dibiarkan terbuka.


Desain ruang kaki yang datar dan lapang ditujukan untuk pengguna perempuan yang sangat kesulitan ketika berkendara menggunakan rok atau gaun yang panjang pada sepeda motor biasa. Garpu bagian depan dibuat seperti roda untuk mendarat pada pesawat yang memudahkan dalam penggantian ban dan pelek. D'Ascanio menghilangkan fungsi rantai pada sepeda motor konvensional yang sering menjadi sumber kotoran dan minyak. Desain basic ini dirancang untuk memungkinkan sejumlah fitur tambahan lain yang akan dipasang pada bagian rangka, selain itu juga akan memudahkan dan mempercepat proses pengembangan model barunya. 


Masa Produksi 


Produksi pertama skuter Lambretta dengan warna hijau zaitun pada saat itu cukup digemari oleh warga Italia sehingga mempunyai populasi yang cukup besar disana. Pertama kali diorder oleh militer Amerika untuk alat transportasi lapangan para pasukan terjun dan marinir. Militer negara adidaya tersebut telah menggunakan Lambretta untuk berkelililng mendapatkan strategi pertahanan Jerman dalam menghancurkan jalan dan jembatan di Dolomites (sebuah daerah bagian dari pegunungan Alpen) dan daerah perbatasan Austria.




Innocenti Lambretta 125

Namun, sayang sekali D'Ascanio berselisih dengan Innocenti yang menginginkan spar frametersebut diproduksi dan diberi merek dari pabrik pembuatan tabung baja miliknya. Hal ini kemudian membuat Innocenti menghidupkan kembali kedua pabriknya dan D'Ascanio akhirnya bekerjasama dengan Enrico Piaggio yang kemudian menghasilkan spar frame Vespa sejak tahun 1946. Sedangkan desain akhir Lambretta akhirnya diselesaikan oleh para insinyur aeronautika bernama Cesare Pallavicino dan Pier Luigi Torre. Sebelum bergabung menjadi desainer Lambretta Pallavicino telah menjabat sebagai Direktur Teknik di pabrik pesawat Caproni selama Perang Dunia ke-2 dan Torre merupakan seorang desainer mesin di Italo Balbo Idros yang merancang mesin dan mengorganisir pabrik Innocenti untuk produksi massal.


Innocenti mulai memproduksi Lambreta pada tahun 1947 setahun setelah Piaggio meluncurkan model Vespa-nya. Model pertama Lambretta hadir dengan pilihan kursi pembonceng untuk penumpang belakang atau sebuah rak/kompartemen untuk menyimpan barang. Pelindung/perisai bagian depannya terbuat dari bahan aero metal yang kemudian berkembang menjadi kulit kembar yang bisa dijadikan bagasi di belakang perisai depannya, bentuknya mirip laci penyimpanan yang sering ada di dashboard mobil sebelah kiri. Penutup tanki bahan bakar terletak di bawah jok berengsel guna menghemat penggunaan tambahan kunci di tutup tanki atau kebutuhan pekerjaaan tambahan pada bodi halusnya.




Lambretta GT 200

Lambretta kemudian banyak juga diproduksi di luar negara Italy dengan lisensi penuh, seperti di Argentina, Brazil, Chili, Kolombia, India dan Spanyol. Kadang-kadang menggunakan nama lain, namun tetap mudah dikenali seperti Siambretta di negara-negara Amerika Selatan dan Serveta di Spanyol.


Dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang berada di wilayah Eropa Barat pada akhir tahun 1960, permintaan untuk motor skuter jatuh sebagai akibat mulai banyaknya mobil kecil yang dijual di pasaran dengan kelebihan yang dapat menampung banyak orang. Sejak saat itu Lambretta mulai berjuang secara finansial, seperti yang dilakukan orang tua Innocenti. Kemudian kondisi tersebut dimanfaatkan oleh The British Leyland Motor Corporation (BLMC) untuk mengambil keuntungan dari kesulitan keuangan Innocenti. Produksi dan rekayasa keahlian mereka dikontrak Innocenti untuk memproduksi mobil di bawah lisensi dari BLMC. Mobil mini Innocenti tersebut menggunakan komponen mekanis yang asli, tetapi dalam banyak hal lebih unggul itu.


Setelah itu Innocenti/Lambretta akhirnya dijual ke BLMC. Sayangnya, karena kurangnya wawasan bisnis ke depan, menyebabkan BLMC dalam mengadopsi trend fashion untuk industrinya berakhir dengan cepat. Pemogokan industri lama terjadi di BLMC terjadi, hal ini mengakibatkan penjualan skuter Lambretta menurun tajam dan akhirnya Innocenti dan Lambretta menutup usahanya pada tahun 1972. Selama rentang waktu itu Lambretta memiliki 18 model yang berbeda.

VESPA 125 SEI GIORNI

Sei Giorni diterjemahkan sebagai Six Days (6 Hari). Dinamakan demikian karena pada era 50-an, jauh sebelum adanya Rally Paris-Dakkar, ada kompetisi klasik International selama 6 hari yang diikuti oleh pabrikan di Eropa. Kompetisi ini untuk menguji ketahanan dan keandalan mesin dengan menembus hutan, bukit dan pegunungan di Eropa. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi pecinta Vespa jika memiliki tipe ini.


Kerasnya lomba dan ketatnya suasana kompetisi memaksa pabrikan-pabrikan untuk mengeluarkan versi terbaik dari lini produksi mereka. Konon, pemenang lomba ini dipercaya akan meningkatkan volume penjualan di kemudian hari.

Vespa pun ambil bagian dalam perlombaan ini dengan menciptakan model Sei Giorni yang mirip dengan Vespa lansiran 1951 yang dipersenjatai mesin berkapasitas 125cc. Perbedaan hanya pada sayap yang lebih ramping, membulat seperti perahu. Tangki bahan bakar dibuat lebih besar untuk kapasitas yang lebih banyak.

Suspensi depan dan belakang dibuat lebih kokoh dan penggunaan tangki yang lebih besar. Torsi mesin juga diperbesar agar bisa menembus ganasnya medan perbukitan. Bagian tepong kanan juga dibuat lebih besar untuk mengakomodasi karburator di atas silinder box.

Ban serep ditempatkan di bawah dek supaya memudahkan pembalapnya dalam mengganti ban saat berkompetisi.



Melalui Piaggio Squadra Corse, mereka mengarungi salah satu balapan terberat dan bergengsi pascaperang hingga 26 seri di Varese. Awalnya 10 Vespa ini disambut sikap skeptis, namun ketika berhasil menaklukan jalur offroad dan tes kecepatan di Monza, Piaggio mendapatkan medali emas sebagai satu-satunya tim Italia yang memenangkan balapan.




Pada tahun 1951 dan 1953, Vespa memenangkan 4 kategori dan menjadi juara umum dalam perlombaan bergengsi ini. Vespa Sei Giorni hanya diproduksi selama 3 tahun dan populasinya tidak melebihi 300 unit.

Dan untuk mengapresiasi legenda Vespa ini,tahun 2018 ini Piaggio merilis Vespa Matic berbasis mesin GTS300 dengan balutan Sei Giorni.


Powered by Blogger.

Entri yang Diunggulkan

SEJARAH PIAGGIO VESPA, SKUTER FENOMENAL YANG TAK TERGERUS JAMAN

Siapa tak kenal Piaggio, sebuah perusahaan asal Italia yang memproduksi motor berjenis skuter dan bernama Vespa. Piaggio didirikan ol...

Post Populer